KBC Blogger Bertuah Logo Blogger Indonesia

Pemerintahan yang Baik ( Good Governance )

Good Governance merupakan impian negara-negara di dunia ini, agar tercipta kesejahteraan dunia. Berikut disajikan syarat-syarat pemerintahan yang baik :

1. Responsiveness
>>> cepat tanggap terhadap permasalahan bangsa. Pemerintahan yang baik harus memiliki sifat ini, dibutuhkan kecepatan pemerintah untuk bertindak dan bersikap terhadap setiap permasalahan yang menyangkut kestabilan nasinonal. Jangan pernah pemerintah mementingkan kepentingan pribadi dan golongan dengan mengabaikan kepentingan bangsa demi kesejahteraan diri. Ulur tangan pemerintah dalam menyelesaikan polemik seperti politik, bencana alam, korupsi maupun bencana sosial perlu ditingkatkan, agar rakyat lebih percaya kepada pemerintahannya. Lihat bagaimana para aparat pemerintahan berkelahi dalam sidang hanya karena berbeda pendapat mengenai anggaran dana. Lebih baik kalian aktif dalam menyuarakan hak-hak rakyat. Lihat bagaimana anggota DPR melakukan kunjungan kerja ke Belanda pada November 2010 lalu, di saat bangsa ini dilanda bencana alam dahsyat. Mulai dari banjir bandang Wasior, Gunung merapi Jogja hingga Tsunami Mentawai. Mereka dengan gagahnya tetap berangkat ke Belanda, padahal rakyatnya menangis demi sesuap nasi.

2. Transparansi
>>> adanya keterbukaan dari pemerintah. Transparansi atau keterbukaan dari pemerintah sangat dibutuhkan agar rakyat mengetahui dan memahami apa saja program yang yang telah dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah Daerah misalnya, terkait dana APBD yang setiap tahun diberikan pusat kepada daerah-daerah. APBD setiap daerah berbeda-beda, tergantung kepada daya habis yang dapat dilakukan oleh daerah tersebut. Seberapa besar dana yang dihabiskan oleh pemerintah daerah untuk pembangunan daerah tersebut setiap tahunnya menjadi indikator berapa besar dana APBD yang harus diterima suatu daerah. Saat ini di Indonesia, beberapa daerah malah tidak bisa menghabiskan dana APBD mereka setiap tahunnya, sehingga hal ini akan mengurangi besarnya APBD yang akan mereka terima pada tahun berikutnya. Sedangakan untuk dana APBD yang berlebih itu, harus dikembalikan pada pusat. Nah, keterbukaan pemerintah dalam menghabiskan dana itulah yang perlu diinformasikan kepada rakyat, agar rakyat dapat memberikan masukan kepada pemerintah. Kebanyakan pemerintah tidak ada yang memberikan penjelasan mengenai program mereka. Lihat saja data-data yang ada di dalam website setiap pemerintah di negeri ini, semuanya data lama, tidak di update dan diperbaharui. Hal ini sangat menyulitkan bagi masyarakat yang membutuhkan data tersebut. Oleh karena itu, transparansi harus diterapkan oleh pemerintah.

3. Penegakan
Hukum
>>> hukum merupakan tempat mencari keadilan. Sangat banyak rakyat kecil menjadikan hukum sebagai perjuangan terakhir mereka untuk mendapatkan keadilan. Namun apalah daya, mereka tidak punya uang untuk membeli hukum itu. Uang saat ini menjadi hal paling penting dalam kehidupan, karena banyak uang seseorang bisa berkuasa, bisa memiliki apa yang mereka inginkan. Asal ada uang, hukum bisa dibeli dan dikuasai. Kasus Gayus Tambunan memberikan fakta betapa rusaknya, bobroknya, lemahnya, dan bodohnya para penegak hukum dan hukum itu sendiri. Gayus yang ditahan di markas brimob yang memiliki penjagaan super ketat dan merupakan paling ketat di negeri ini, bisa diakal-akali Gayus dengan uang. Sungguh rusak bangsa ini.

4. Berpartisipasi
>>> pemerintah harus bisa membuat rakyatnya untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan bangsa. Partisipasi rakyat merupakan tolok ukur baik buruknya suatu pemerintahan di suatu negara. Pemerintah harus memberikan kesempatan dan jaminan kepada rakyatnya agar mereka mau mengeluarkan pendapat dengan jaminan kebebasan, tidak seperti pada pemerintahan orde baru. Rakyat tidak boleh terlalu aktif berbicara mengenai pemerintahan, asal bicara akan mendapatkan balasan dari pemerintah. banyak dari tokoh politik bangsa ini yang hilang tanpa bekas pada zaman orde baru karena mereka mengkritisi pemerintah waktu itu. Oleh karena itu, pemerintah harus memberikan jaminan kebebasan untuk berpendapat sebagaimana tertera dalam UUD 1945 yang dijabarkan dengan pasal-pasal dan ayat-ayat.

5. Efektif dan Efisien
>>> berorientasi pada tujuan dan visi serta tidak terjadi pemborosan. Setiap program yang akan dilakukan pemerintah haruslah efektif serta tidak asal buat dan lakukan saja, karena itu akan menimbulkan dampak yang signifikan terhadap rakyat. Selain itu haruslah tepat dana. Program yang dilakukan harus memeperhatikan dana yang akan digunakan agar tidak terjadi pemborosan dana. Lihat program pemerintah saat ini :Efektif dan efisienkah pembangunan gedung DPR ini ????

Uraian di atas menunjukkan bahwa pentingnya responsiveness,partisipasi, penegakan hukum, efisiensi, efektifitas, dan transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan. Efisiensi, responsiveness, penegakan hukum, efektifitas dan transparansi ini merupakan unsur yang penting dalam pengembangan, sehingga sejalan dengan upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance). Dengan demikian, untuk menghadapi era global ini Pemerintah dituntut untuk membangun ketangguhan di segala bidang. Disamping itu, tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang baik atau pelayanan prima menjadikan Pemerintah Daerah mau tidak mau harus mengikuti perkembangan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas yang tinggi. Dengan semakin meningkatnya tuntutan pembangunan dan pelayanan oleh masyarakat, menjadikan pemerintah harus kreatif di segala bidang dan mampu memanfaatkan segenap potensi yang ada termasuk pendayagunaan e-Government.

Orang yang Mempertuhankan Isa bin Maryam itu Kafir

Allah SWT berfirman yang artinya,

"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: 'Sesungguhnya Allah itu ialah al-Masih putra Maryam', padahal al-Masih sendiri berkata: 'Hai Bani Israil sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu'. Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka Allah telah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya adalah di neraka. Dan tidaklah ada bagi orang-orang yang zalim itu seorang penolong pun. Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: 'Sesungguhnya Allah adalah salah satu dari yang tiga', padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang Haq untuk disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pastilah orang-orang kafir dari mereka akan ditimpa azab yang pedih. Maka mengapa mereka tidak mau bertaubat kepada Allah dan memohon ampunan kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Tidaklah al-Masih putra Maryam itu melainkan hanya seorang rasul yang telah berlalu beberapa rasul sebelumnya, dan ibunya adalah seorang yang benar, kedua-dua biasa memakan makanan. Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (Ahlul Kitab) tanda-tanda (keesaan Allah), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari ayat-ayat Kami dan kebenarannya)." (Al-Maaidah: 72-75).

Dalam beberapa ayat ini Allah menjelaskan dan menyatakan dengan tegas bahwa orang yang mengatakan Allah itu Isa al-Masih bin Maryam adalah kafir. Padahal, jelas-jelas Isa al-Masih sendiri telah menyeru kepada kaumnya, yaitu Bani Israil, yang memang ia diutus oleh Allah kepada mereka, agar mereka menyembah Allah, Tuhannya Isa dan Tuhan mereka. Allah tidak memaksakan seseorang untuk menyembah-Nya walaupun Dia kuasa melakukan itu, karena Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Namun, manusia disuruh-Nya menggunakan akalnya agar berpikir, apakah masuk akal mempertuhankan seseorang yang bukan Tuhan, bahkan ia sendiri menyeru umatnya untuk menyembah Tuhannya yang ia sembah, bukan menyembah dirinya.

Kekufuran mereka yang mengatakan bahwa Allah itu salah satu dari tiga Tuhan semakin Allah tegaskan dengan ayat kedua. Dengan sangat gamblang Alquran menyatakan bahwa yang sebenarnya Tuhan yang Haq untuk disembah itu hanyalah satu, tak bersekutu, yaitu Allah Subhaanahu wa Ta'ala. Bahkan, selanjutnya Allah menerangkan apa yang akan menjadi balasan bagi mereka yang berkata atau meyakini yang demikian. Balasan mereka adalah diharamkannya surga bagi mereka dan mereka ditempatkan di neraka, dan tidak akan ada seorang penolong pun bagi mereka dari siksaan Allah yang sangat pedih.

Maka, adalah sangat mengherankan jika mereka tidak mau bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya serta kembali kepada ajaran yang benar, yaitu menyembah Allah semata, Tuhannya Isa al-Masih bin Maryam, Tuhannya sekalian manusia, Tuhan semesta alam. Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah Maha Pengampun bagi dosa-dosa mereka, lagi Maha Penyayang terhadap mereka jika mereka bertaubat dan memohon ampunan? Namun, enggan dan malu mengakui kesalahan biasanya sering menjadi penghalang bagi seseorang untuk kembali ke jalan yang benar, kecuali orang-orang yang sadar dan mendapat petunjuk Allah.

Kemudian Allah memaparkan sebuah logika yang dapat dicerna siapa pun, yaitu bahwa Isa itu hanyalah seorang rasul dari sekian rasul yang telah Allah utus sebelum Isa, dan dia beserta ibunya, Maryam, hanyalah manusia yang biasa dan butuh makan. Tuhan tidaklah butuh makan, Tuhan yang berhak disembah itu adalah Sang Maha Sempurna, dan di antara kesempurnaannya itu adalah Dia tidak butuh apa-apa, termasuk makan. Di antara kesempurnaan-Nya adalah Dia mampu mengampuni dosa hambanya sebesar apa pun jika Dia kehendaki. Adalah tidak masuk akal apabila Tuhan harus menyalib diri demi mengampuni manusia. Bukankah hal yang demikian menunjukkan kelemahan? Padahal, Tuhan itu Maha Kuat dan Maha Kuasa. Tidakkah orang-orang itu berpikir dengan benar? Apakah hati mereka telah tertutup?

Hal ini semakin dipertegas dengan menyebut "bin Maryam" sesudah nama Isa al-Masih. Ini merupakan bantahan yang nyata bagi orang yang mengatakan bahwa al-Masih itu anak Tuhan. Sebenarnya penciptaan Isa tanpa bapak itu adalah salah satu tanda kekuasaan Allah atas segala sesuatu.

Nah, jika sudah demikian gamblang Allah menerangkan kebenaran-Nya dengan mengajak mereka berpikir dengan logika yang benar, namun masih saja mereka tersesat dan berpaling dari kebenaran itu, maka neraka Jahannam adalah balasan yang pantas bagi mereka.

Tak kalah pentingnya adalah bahwa pernyataan Allah ini merupakan bantahan tegas bagi pendapat yang mengatakan bahwa semua agama itu sama, bagi pendapat bahwa Islam itu artinya berserah diri, sehingga siapa pun yang berserah diri maka ia telah Islam. Sungguh, pendapat demikian adalah suatu kesesatan yang nyata. Adalah suatu hal yang tak masuk akal bahwa orang yang menyembah Allah Tuhan semesta alam sama dengan orang yang menyembah salah satu ciptaan Allah, seperti Isa bin Maryam, batu, sapi, matahari, api atau yang lainnya. Apakah mungkin ajaran yang bertentangan dikatakan sama? Di mana akal sehat kita? Adalah suatu kebatilan bahwa seseorang sudah menjadi Islam dengan hanya berserah diri. Definisi Islam haruslah kita sesuaikan dengan definisi dari Allah dan Rasul-Nya. Bukankah Allah telah menerangkan bahwa orang mu'min itu adalah orang yang beriman kepada-Nya serta rukun-rukun iman yang lain. Bukankah Islam seseorang itu harus dengan menyatakan syahadah (kesaksian) bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, kemudian ditindaklanjuti dengan menegakkan rukun-rukun Islam yang lain, sebagaimana diterangkan dalam hadis Jibril. Adakah orang-orang kafir, selain Islam itu, berbuat demikian? Sekali-kali tidak.

Demikianlah beberapa hal singkat yang dapat kita jadikan landasan berpikir yang benar tentang ketuhanan. Semoga Allah memberi kita manfaatnya di dunia dan akhirat. Wallahu a'alam.

Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Kunjungan

Rating for adieth12.blogspot.com
Recommended Post Slide Out For Blogger