|
|
Pada musim lalu, kedua kelompok suporter terlibat peseteruan yang
berujung ko.rban luka-luka. Intimidasi selalu terjadi pada setiap laga
kandang kepada suporter pendatang.
Kesepakatan damai itu merupakan inisiatif dari manajer SFC Hendri
Zainuddin dengan Ketua Kelompok Suporter Asykar The King dan sekaligus
manajer PSPS Boy Sembiring.
"Idenya bermula saat bertemu dalam
manajer meeting di Jakarta beberapa waktu lalu. Saya yang ditawari
langsung menyambut dan tidak menyia-yiakan," kata Boy.
"Ini
sebenarnya ulah dari satu atau dua orang saja dan kemudian melebar.
Sebelumnya, hubungan PSPS dengan SFC demikian baik dan sejuk," ujar dia.
Dia mengharapkan, kesepakatan damai itu kiranya menjadi contoh
klub-klub sepak bola lainnya yang telah lama berseteru dengan
saingannya.
"Saya berharap, dicontoh oleh The Jack dan Viking
yang selalu berseteru hingga kini. Atau suporter lain yang ada di Persib
dan di Arema. Intinya kita ingin sepak bola aman dan tidak perselisihan
yang berujung korban," kata dia.
Ketua Supporter Beladas Korwil Simanis, Qusoy, mengharapkan perdamaian itu dibuktikan saat di lapangan nanti.
Dia berharap, baju-baju yang bertuliskan anti SFC maupun PSPS dapat ditarik dan tidak dipakai lagi oleh para pendukung.
"Bahkan sampai ke perselisihan di dunia maya juga harus diakhiri,
seperti perkataan-perkataan kasar ataupun gambar-gambar yang melecehkan
kedua klub," ujar dia.
"Ini merupakan modal untuk memajukan
persebakbolaan di Sumatera, sehingga dapat kian bersaing dengan
klub-klub di Pulau Jawa," ujar dia.