The Mystery Of The Missing Day
Pertama silahkan agan klik di sini untuk Bukti
ORIGINALLY POST
(The Mystery of the Missing Days)
(On September 2, 1752, an odd happening occurred that's still keeping genealogists on their toes. On that day, the British Isles and all the English colonies, including America, lost 11 days--September 3 through 13. People went to sleep and when they awoke the next morning, the date had changed to September 14. There were riots in rural villages since the people thought the government was trying to cheat them out of 11 days of their lives. Though these days disappeared in English lands in 1752, a number had already vanished in other places--France in 1582, Austria in 1584, and Norway in 1700.
The British were among the last countries in the world to accept that fact they were using a flawed calendar. The Julian calendar--named after Julius Caesar, who adopted it around 45 B.C.--declared March 25 New Year's Day and added that the year would be 365 days and 6 hours long. The Nicene Council officially adopted the calendar in 325 A.D. As it became possible to measure the length of the solar year more accurately, astronomers found that the Julian system exceeded the solar year by 11 minutes, or 24 hours every 131 years, and three days every 400 years. This excess amounted to 10 days between 325 A.D. and 1582 A.D.
Pope Gregory XIII ordered a new calendar, called the Gregorian calendar in 1582, when most of the world jumped forward by 10 days on October 5, thus restoring the vernal equinox to March 21. To prevent the recurrence of this error, he ordered that, in every 400 years, leap year's extra day should be omitted three times. To accomplish this in an orderly fashion, he omitted the last day of February on centennial years of which the first two digits couldn't be divided by four without a remainder. Thus, it was omitted in 1700, 1800, and 1900, but won't be omitted in 2000.
All Catholic countries, following the edict of the Pope, adopted the new system. But England, then in difficulties with the Church of Rome, refused to go along with the new calendar until the mid-18th century and by then the difference had grown to 11 days. All British lands except Scotland, which changed its calendar 100 years before, now celebrated New Year's Day on January 1. In Russia, the Julian calendar continued to be used.
Despite the official calendar, people in England and the colonies began to use the Gregorian system as early as the 16th century. Thus, many early colonial records include double dates, written as "12 February 1661/1662," indicating that, although it was officially 1661, some considered it to be 1662.
Genealogists, especially those just starting out on their quest for ancestors, need to double-check dates found in English-speaking countries between 1582 and 1752. Are these dates listed as Old Style or New style? Is there a date listed as 1750/51? That means it would have probably been between January 1 and March 24, which means that 1750 is the old-style notation and 1751, the new one. These double dates occur only in January, February and March--never in any other months and never after 1752.
In addition, dates in the 17th century frequently have the month indicated by its number rather than its name. This was because most of the months had Roman or "pagan" names and the Puritans and Quakers disliked them. Since March was considered the first month of the year before 1752, a date before that might read like this: "13th, 2nd mo:1683." This becomes "13 April 1683." Generally, the day came first and the month second, but to be sure, genealogists make sure by comparing the date with others in the same record.
Frequently, this change in the calendar will explain the birth of two children apparently within too short a period. Thus, if a researcher finds that Joshua and Rachel Smith had a daughter Mary, born 22 March 1638, and from another record a son, Henry, born 27 February 1639, it would seem that they were born 28 days apart, but were actually born 11 months apart, according to old and new-style dating.)
TS VERSION
Penggantian sistem penanggalan juga berakibat pada perayaan ulang tahun George Washington. Dia lahir pada tanggal 11 Februari 1731, tapi perayaannya dilaksanakan pada tanggal 22 Februari karena ada pengurangan 11 hari pada saat penggantian sistem penanggalan. Pada saat yang bersamaan, perayaan Tahun Baru diganti dari tanggal 25 Maret ke tanggal 1 Januari, jadi sesuai dengan sistem penanggalan yang baru, Washington dilahirkan pada tahun 1732.
Sistem penanggalan Romawi yang pertama memiliki 10 bulan dan 304 hari dalam satu tahun dimulai dengan bulan Maret. Januari dan Februari ditambahkan belakangan. Di tahun 46 sebelum Masehi, Julius Caesar membuat “Tahun Membingungkan” dengan menambahkan 80 hari dalam satu tahun dan menjadikannya 445 hari untuk menyesuaikan penanggalan dengan musim yang sedang berlangsung.
Tahun matahari – yang terdiri dari 365 hari dan 6 jam – digunakan sebagai dasar perhitungan sistem penanggalan. Untuk menjaga sisa waktu 6 jam, setiap empat tahun sekali jumlah hari dalam satu tahun menjadi 366 hari. Karena itulah Caesar mengeluarkan keputusan bahwa hari pertama di bulan Januari sebagai awal tahun.
Di tahun 325 sesudah masehi Constantine yang Agung, penguasa Roma pertama yang memeluk agama Nasrani, memperkenalkan hari Minggu sebagai hari yang suci untuk setiap 7 hari. Dia juga memperkenalkan Paskah (yang harinya berpindah-pindah setiap tahun) dan Hari Natal (yang harinya tetap setiap tahun).
Pada tahun 1545 Dewan dari Trent diberi kuasa oleh Paus Paulus III untuk merevisi sistem penanggalan sekali lagi. Dengan masukan dari seorang astronom Pastor Father Christopher Clavius dan fisikawan Aloysius Lilius, Paus Gregorius XIII memerintahkan bahwa Kamis, 4 Oktober 1582 adalah hari terakhir dari sistem penanggalan Julian. Hari berikutnya adalah Jumat, 15 Oktober.
Tahun Kabisat
Untuk ketelitian jangka panjang, setiap 4 tahun dibuat melompat satu tahun kecuali jika tahun itu adalah tahun pergantian abad seperti 1700 atau 1800. Tahun pergantian abad dapat dilompati jika tahun tersebut dapat dibagi dengan empat ratus (misalnya 1600). Aturan ini menyisihkan tiga tahun lompatan setiap empat abad, membuat sistem penanggalan menjadi cukup akurat untuk tujuan umum.
Kaum Protestan tidak menghiraukan sistem penanggalan baru yang diperintahkan oleh Paus. Itu berlangsung sampai tahun 1698 saat Jerman dan Belanda mengganti sistem penanggalan mereka dengan penanggalan Gregorian. Seperti yang telah disebutkan, Inggris mengadakan pergantian pada tahun 1752. Rusia mengadopsi sistem penanggalan baru di tahun 1918 dan Cina di tahun 1949.
Tanpa menghiraukan tahun lompatan, tahun Gregorian sekitar 26 detik lebih panjang dibandingkan periode orbit bumi. Jadi millenium ketiga dimulai pada jam 09.01 malam tanggal 31 Desember 1999. Tetapi sebelum anda lega, ingat bahwa penanggalan Gregorian dimulai dengan tahun 1 dan bukan tahun 0. Dengan menambahkan 2000 tahun berarti bahwa milenium ke tiga dimulai pada jam 21 lebih 34 detik pada tanggal 31 Desember 2000.
Bagaimanapun, karena Dionysis Exeguus – seorang rahib abad ke 6 yang mengganti sistem penanggalan berdasarkan kelahiran Yesus Kristus – salah melakukan perhitungan atas ditemukannya Roma sekitar 4 tahun (dan mengabaikan tahun 0), jadi MILENIUM KE TIGA yang sebenarnya dimulai pada tanggal 31 December 1995.
Sistem 24 jam sehari diperkenalkan pada abad ke 4 sebelum masehi oleh bangsa Sumero-Babylon.
Di tahun 1905 Einstein membuktikan dalam teori relativitasnya bahwa kecepatan waktu tergantung dari pergerakan suatu benda, jadi semakin cepat suatu benda bergerak maka waktu yang berjalan akan semakin lambat.
Di tahun 1972, pengukuran waktu berdasarkan sistem Atom (Atomic time) menjadi standar resmi dunia untuk pengukuran waktu sesuai kesepakatan Co-ordinated Universal Time (UTC)