Korupsi....
Rakyat Tertindas Pejabat Terbahak....
DENGAN HUKUM-HUKUM YG MELEMAH....
Dah malu pula pahlawan dalam tu |
Berbicara tentang korupsi di negeri ini sudah sangat membosankan, sepertinya korupsi sudah menjadi makanan basi bagi rakyat, namun tetap menjadi makanan lesat bagi para koruptor. Di koran, di TV, di radio, hampir tiap hari berita tentang korupsi tidak pernah ketinggalan. Selalu saja menjadi bumbu pelengkap pemberitaan dalam media massa.
Dalam hari anti korupsi yang diperingati dunia belum lama ini, tak ketinggalan mahasiswa dari berbagai universitas yang ada di tanah air turun kejalan, menyorakkan isi hati mereka dan pesan-pesan dari rakyat yang tertindas. Bahkan salah satu mahasiswa dari UBK, Sondang Hutagalung, nekat membakar diri di depan Istana negara Republik Indonesia.
Sondang sepertinya ingin menujukkan kepada pemerintah bahwa rakyat telah bosan dengan keadaan bangsa sekarang ini. “Rakyat tertindas, pejabat terbahak,” mungkin itulah kalimat yang tepat untuk sekarang ini. Melihat kondisi bangsa yang sangat terpuruk, Serasa kita mengulang sejarah yang pernah ada, yakni zaman jahiliyah, mungkin inilah gambaran zaman jahiliyah versi sekarang ala Indonesia.
Negara Indonesia yang kita cita-citakan menjadi negara yang aman, makmur dan sejahtera sangat sulit untuk di wujudkan saat ini, jika budaya korupsi masih saja terus menjalar dalam tubuh pemerintahan Indonesia. Sekarang ini sangat sulit membedakan antara kawan dan lawan, sulit membedakan pemimpin dan “penjahat”. Jika mereka mempunyai kepentingan, rakyat di perlakukan baik, diberi janji-janji manis seakan-akan semua yang mereka lakukan hanya untuk rakyat, tapi seketika semua yang diinginkan telah terwujud, rakyat ditelantarkan, janji terlupakan.
Para pejabat negara dengan bangga memakai mobil mewah melewati sepanjang jalan dengan pengawalan ketat, pandangan kedepan, tanpa menengok kanan kiri melihat keadaan di sekelilingnya di mana para gelandangan, anak jalanan, pengamen dan peminta-minta bertebaran demi sesuap nasi. Pengangguran setiap tahun bertambah, korupsi merajalela, pelanggaran HAM di mana-mana. Inikah yang mereka sebut sebagai suatu kemajuan bangsa?
Mereka sebagai wakil rakyat bukannya memikirkan bagaimana negara ini bisa maju, bisa makmur, agar rakyat sejahtera. Malah lebih memikirkan mobil mewah, rumah megah, menumpuk harta sebanyak-banyaknya yang ujung-ujungnya korupsi juga. Benar juga lelucon yang mengatakan “jika rakyat miskin berpikir untuk hari esok mereka mengatakan, ‘besok makan apa?’, namun jika para koruptor berpikir untuk hari esok mereka mengatakan, ‘besok makan siapa?’.” Memang sungguh memprihatinkan keadaan tanah air tercinta ini.
Sangat mengherankan, Indonesia yang begitu kaya dengan hasil alamnya yang melimpahruah, namun terlilit banyak hutang, penduduknya banyak yang terkena penyakit busung lapar. Hasil bumi tidak dimanfaatkan untuk kemakmuran rayat, malah disalah gunakankan oleh kelompok tertentu. “Indonesia kaya, tapi miskin” itulah kalimat yang cukup membingungkan untuk dimengerti, tapi itulah Indonesia.
Korupsi di Indonesia memang sulit untuk diberantas, namun tidak menutup kemungkinan budaya korupsi itu bisa dihilangkan. Kita hanya Perlu ketegasan hukum untuk para elit pencuri yang bersembunyi di balik topeng kekuasaannya. Pemerintah harus meluangkan tenaga ekstra serta kerja sama yang baik dengan rakyatnya agar ‘budaya’ korupsi tidak berlanjut pada genarasi bangsa berikutnya.
Perlu juga ditanamkan pendidikan agama, terutama pendidikan akhlakul karimah terhadap anak bangsa serta peningkatan terhadap SDM di negara Indonesia, agar generasi penerus bangsa bisa menjadi memimpin yang berbudi pekerti luhur dan tetap bisa mengikuti perkembangan zaman. Dan yang pastinya budaya korupsi tidak menjangkit pada mereka. Sehingga cita-cita awal yang menginginkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang aman, makmur, rakyat sejahtera dapat terlaksana.
2 komentar:
Terimakasih banyak atas informaisnya
Bermanfaat atas informaisnya makasih banyak
Posting Komentar