INILAH.COM, Bandung – Diluar kebiasaan, kali ini aksi unjuk rasa
yang dilakukan elemen masyarakat justru mendukung rencana kenaikkan
harga bahan bakar minyak (BBM). Namun aksi massa yang menamakan diri
sebagai Angkatan Muda Indonesia Bersatu (AMIB) dan Keluarga Mahasiswa
Nahdatul Ulama (KMNU) Jabar diduga bayaran.
Aksi itu
terungkap setelah sejumlah pendemo mengaku mendapat bayaran untuk ikut
aksi unjuk rasa di depan gerbang Gedung Sate, Jalan Diponegoro Kota
Bandung, Rabu (28/3/2012). Dalam aksinya, setiap kepala dibayar sebesar
Rp100 ribu.
Seperti diakui Dudung (78), dia mendapat uang sebesar Rp100 ribu dari seseorang yang mengajaknya ikut aksi unjuk rasa. Tidak dijelaskan tujuan mengajaknya ikut aksi demo di Gedung Sate. "Saya dikasih Rp100 ribu. Katanya buat makan. Tapi saya tidak tahu aksinya untuk apa," ujar Dudung disela-sela aksi, Rabu (28/3/2012).
Begitu juga dengan Nana (45). Dia mendapat uang Rp100 ribu untuk ikut aksi unjuk rasa. Lagi-lagi dia pun tidak mengetahui tujuan ajakan itu. "Pokoknya dapat uang dari panitia. Lumayan buat makan," ungkap Nana.
Saat ditanya soal sikap keduanya terkait rencana kenaikan harga BBM, Dudung dan Nana kompak menyatakan ketidaksetujuan. "Pengennya jangan naik. Kalau BBM naik, harga-harga barang lain pasti ikutan naik," tegasnya.
Koordinator aksi AMIB dan KMNU Asep justru kabur saat akan diwawancara wartawan. Usai melakukan orasi mendukung kenaikan harga BBM, Asep bersama 20 perwakilan massa melakukan audiensi dengan Komisi A DPRD Jabar. Mereka diterima anggota dewan dari Fraksi Partai Demokrat.
Setelah audiensi, Asep yang baru keluar dari ruang rapat Komisi A enggan diwawancara. "Sebentar wawancaranya, saya ke bawah dulu," ujar Asep.
Sebelum audiensi, beberapa anggota FPD DPRD Jabar menemui perwakilan massa yang beraksi di halaman Gedung Sate. Mereka naik ke mobil bak terbuka untuk berorasi menyuarakan dukungan terhadap rencana pemerintah menaikan harga BBM.
"Saya bahagia dan bangga ternyata tidak semua masyarakat menolak rencana kenaikan harga BBM. Rencana menaikkan harga BBM merupakan solusi tepat bagi kondisi perekonomian saat ini. Bahkan akan memperbaiki derajat hidup masyarakat," kata Hadijah Winarno.
"Inilah bentuk kepedulian pemerintah SBY terhadap rakyat," papar Dewi Saripah, anggota Fraksi Demokrat lainnya.
Begitu juga Sugianto Nangolah. Dia mendukung pemerintah menaikkan harga BBM. Kalaupun ada perbedaan pendapat, kami sangat menghormatinya. "Kemarin (Selasa, 27/3/2012), perwakilan Fraksi Demokrat sudah menyampaikan dihadapan massa bahwa kami mendukung kenaikan BBM," ujar Sugianto.
Dalam aksinya, mass membawa sejumlah poster berukuran kecil berisi dukungan terhadap rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Sejumlah poster bertuliskan 'BBM Naik, Sakola Gratis, BLT Oke', 'Abdi Mah Teu Gaduh Mobil Jeung Motor, BBM Naek Teu Masalah, Asal Bener Aya BLT Deui' dan 'BBM Naik Alhamdulillah Aya BLT'.[ang]
Seperti diakui Dudung (78), dia mendapat uang sebesar Rp100 ribu dari seseorang yang mengajaknya ikut aksi unjuk rasa. Tidak dijelaskan tujuan mengajaknya ikut aksi demo di Gedung Sate. "Saya dikasih Rp100 ribu. Katanya buat makan. Tapi saya tidak tahu aksinya untuk apa," ujar Dudung disela-sela aksi, Rabu (28/3/2012).
Begitu juga dengan Nana (45). Dia mendapat uang Rp100 ribu untuk ikut aksi unjuk rasa. Lagi-lagi dia pun tidak mengetahui tujuan ajakan itu. "Pokoknya dapat uang dari panitia. Lumayan buat makan," ungkap Nana.
Saat ditanya soal sikap keduanya terkait rencana kenaikan harga BBM, Dudung dan Nana kompak menyatakan ketidaksetujuan. "Pengennya jangan naik. Kalau BBM naik, harga-harga barang lain pasti ikutan naik," tegasnya.
Koordinator aksi AMIB dan KMNU Asep justru kabur saat akan diwawancara wartawan. Usai melakukan orasi mendukung kenaikan harga BBM, Asep bersama 20 perwakilan massa melakukan audiensi dengan Komisi A DPRD Jabar. Mereka diterima anggota dewan dari Fraksi Partai Demokrat.
Setelah audiensi, Asep yang baru keluar dari ruang rapat Komisi A enggan diwawancara. "Sebentar wawancaranya, saya ke bawah dulu," ujar Asep.
Sebelum audiensi, beberapa anggota FPD DPRD Jabar menemui perwakilan massa yang beraksi di halaman Gedung Sate. Mereka naik ke mobil bak terbuka untuk berorasi menyuarakan dukungan terhadap rencana pemerintah menaikan harga BBM.
"Saya bahagia dan bangga ternyata tidak semua masyarakat menolak rencana kenaikan harga BBM. Rencana menaikkan harga BBM merupakan solusi tepat bagi kondisi perekonomian saat ini. Bahkan akan memperbaiki derajat hidup masyarakat," kata Hadijah Winarno.
"Inilah bentuk kepedulian pemerintah SBY terhadap rakyat," papar Dewi Saripah, anggota Fraksi Demokrat lainnya.
Begitu juga Sugianto Nangolah. Dia mendukung pemerintah menaikkan harga BBM. Kalaupun ada perbedaan pendapat, kami sangat menghormatinya. "Kemarin (Selasa, 27/3/2012), perwakilan Fraksi Demokrat sudah menyampaikan dihadapan massa bahwa kami mendukung kenaikan BBM," ujar Sugianto.
Dalam aksinya, mass membawa sejumlah poster berukuran kecil berisi dukungan terhadap rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Sejumlah poster bertuliskan 'BBM Naik, Sakola Gratis, BLT Oke', 'Abdi Mah Teu Gaduh Mobil Jeung Motor, BBM Naek Teu Masalah, Asal Bener Aya BLT Deui' dan 'BBM Naik Alhamdulillah Aya BLT'.[ang]
sumber : http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1845305/duh-pendemo-dukung-kenaikan-bbm-dibayar
0 komentar:
Posting Komentar