Kenali musuh, kenali diri sendiri, maka kemenangan tidak akan terancam. Kenali lapangan, kenali iklim, maka kemenangan akan lengkap (Sun Tzu).
Begitu perkataan ahli strategi perang bangsa Cina, bahwa kemenangan akan kita raih apabila kita mengenali diri sendiri, mengenali musuh, mengenali lapangan dan mengenali iklim. Dalam politik, semua hal tersebut tentu juga member pengaruh yang sangat besar. Kita harus mengenali diri kita, bersiap diri dan meyakinkan diri untuk maju dalam peperangan politik. Begitu juga dengan musuh, harus kita kenali dengan baik agar kita tidak salah langkah ke depannya. Kenali juga lapangan dalam artian kondisi perpolitikan di daerah tersebut
Berkenan dengan strategi pemenangan, persiapan merupakan hal yang harus di pikirkan jauh-jauh hari dan bukan instant, beberapa pasangan terkadang meremehkan proses persiapan ini. Ketenaran pada era Pemilu saat ini sudah tidak signifikan terhadap perolehan suara, rakyat sudah banyak belajar dan menjadi pintar untuk tidak hanya sekedar melihat terkenal atau tidak calonnya melainkan juga kepercayaan akan pola kepemimpinan dan kinerjanya yang sudah harus bisa dilihat.
Strategi yang digunakan oleh pasangan calon juga harus dipikirkankan, karena strategi yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Berikut faktor-faktor yang berpengaruh dalam strategi pemenangan dalam pemilihan umum presiden atau kepala daerah.
1. Tim Sukses atau Tim Pemenangan
Orang –orang yang berada dalam Tim sukses haruslah orang-orang yang Profesional dan solid. Sebuah tim pemenangan haruslah yang benar-benar memahami kelemahan dan kekuatan calonnya, juga aturan main yang berlaku dalam pemilihan umum. Tim sukses haruslah orang-orang yang mau mendengar pendapat, saran, peka terhadap perubahan strategi lawan dan dapat membaca situasi dan kondisi, serta pandai dalam mengambil sikap, beberapa hal dibawah ini yang sangat berperan :
A. Peran Saksi di TPS
Tim Pemenangan adalah orang-orang yang solid, professional. Terlihat dari fungsi saksi adalah untuk berkontribusi sebagai bank datanya, sehingga hasil rekapitulasi pada setiap TPS mampu dia rekam dengan rinci untuk kemudian dimasukkan sebagai data dalam proses penghitungan perolehan suara calonnya.
B. Peran Tokoh Masyarakat
Tim sukses juga harus mampu menjadi jembatan silaturahmi antara pasangan calon yang diusungnya dengan sejumlah tokoh masyarakat yang berpengaruh di wilayah tersebut. Signifikankah ? Percayalah dengan pola tradisi sebagian masyarakat Indonesia (dari tingkat pendidikan yang beraneka ragam) peran tokoh masyarakat sangat signifikan terhadap hasil perolehan suara, khususnya di daerah Madura, yang rata-rata masyarakatnya sangat Tawaduk kepada para pimpinan pesantren atau kyai-nya.
2. Kampanye
Kampanye adalah bagian strategi pemenangan yang juga merupakan akses menuju tujuan. Dalam kampanye hendaknya setiap pasangan calon memberikan beberapa visi dan misi yang jelas terhadap apa yang hendak menjadi prioritas kebijakannya nanti ketika dia menjabat, sejauh mungkin mengindari Black champagne, atau kampanye yang menjelek-jelekan calon pasangan lainnya. Selain itu, jangka waktu yang terbatas untuk kampanye politik hampir tidak cukup untuk upaya propaganda yang penuh dalam artian tidak efektif.
Contoh :
Belajar dari pengalaman berpolitik Negara asal demokrasi yaitu startegi Kampanye Barack Obama (Presiden Amerika terpilih), ketika menjelang deadline hari pemungutan suara, dimana lawan politiknya John M-Cain mengeluarkan strategi kampanye yang menjelek-jelekkan dirinya. Barack Obama membuat gebrakan dengan tidak balik menyerang, malah dia mengeluarkan kampanye tentang penjabaran program-program kerja yang akan dilakukan ketika dia menjabat nantinya hingga lima tahun kedepan.
Artinya strategi Black champagne tidak akan pernah mendapat simpatik publik dalam bentuk apapun, melainkan malah akan menimbulkan penasaran lebih oleh publik terhadap calon pasangan lawannya hingga menurunkan rasa simpatik publik terhadap dirinya.
3. Sosialisasi
Metode memperkenalkan diri, menjabarkan program kerja, tujuan utama kemenangan dan apa yang sudah pernah kita lakukan adalah metode yang sangat signifikan terhadap kunci menuju kemenangan.
Sosialisasi yang matang, adalah sosialisasi yang direncanakan jauh-jauh hari dengan melihat kondisi serta situasi di lapangan. Peng-Iklanan diri harus dilakukan dengan jalan memahami kultur yang ada dan memahami issue yang paling trend pada saat itu.
Terkait status incumbent sedikit banyak juga mempengaruhi, karena secara langsung ataupun tidak status incumbent lebih memiliki kekuatan untuk membentuk opini publik.
4. Persiapkan Kendaraan
Jauh-jauh hari seorang peserta pemilu baik pemilu Kepala Daerah Maupun Wakil Kepala Daerah ataupun Presiden Dan Wakil Presiden, dalam kenyataannya harus memiliki kendaraan politik yaitu partai politik yang mengusungnya sekalipun pada pemilu nanti, calon dari Independen di berikan hak yang sama dengan calon dari partai politik, tetap saja nilai partisipasi parpol dalam hal ini masih merupakan hal yang sangat signifikan terhadap hasil pemilu.
Karena Berdasarkan fakta, Partai Politik sebagai Organisasi Politik yang sudah memiliki jaringan sampai ke level akar rumput (grass root), sangat dibutuhkan oleh para kandidat. Pertama sebagai persyaratan administratif dalam UU Politik Indonesia bahwa salah satu yang berhak-disamping calon independen-mencalonkan Kepala Daerah adalah Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang memiliki 15 % perolehan suara atau perolehan kursi DPRD pada Pemilu legislatif. Kedua, sebagai aset strategis dan mesin politik untuk menggerakkan dan menjalankan strategi dan program pemenangan dengan sumberdaya yang dimiliki oleh Partai seperti jaringan, SDM, citra maupun strukturnya sampai tingkat yang terbawah. Akan tetapi mengandalkan kekuatan Partai saja belumlah cukup.
Dalam hal logika matematika jika partai politik menjadi pemenang pemilu sebelumnya belum tentu secara signifikan mampu mengusung pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah ataupun Presiden dan wakil presiden menjadi pemenang pemilu pada daerah tersebut.
Contoh : Provinsi Jawa Timur pada pemilu 2004 yang lalu yang menjadi pemenangnya adalah PKB, tapi ketika pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah kemarin yang menang dari gabungan partai politik PAN, Demokrat, PKS, dan lain-lain. Bukan dari calon yang diusung PKB.
5. Citra Diri/Popularitas Calon
Hal lain yang sangat penting adalah citra dan popularitas kandidat di mata pemilih, strategi marketing, strategi public relation, lama waktu kandidat memperkenalkan dirinya ketengah masyarakat, kinerja dan track recordnya selama ini, frekuensi dan kualitas penampilan kandidat di media massa, performance, kompetensi, pesona fisik maupun “aura” yang dipancarkan oleh kandidat yang mempengaruhi pasar politik yang terdiri atas tiga bagian yaitu : pemilih, kelompok berpengaruh (influencer groups) dan media massa. Sebagai contoh kasus walau perlu dilakukan studi lebih lanjut, faktor utama kemenangan Gamawan Fauzi menjadi Gubernur Sumbar adalah karena Gamawan telah memilih waktu dan durasi yang cukup panjang untuk melakukan public relation atau pencitraan dirinya melalui media massa dan kelompok berpengaruh seperti LSM yang menganugerahkannya Bung Hatta Anti Corruption Award. Gamawan berhasil mempositioningkan dirinya sebagai “Bupati yang berhasil” dan “Tokoh Anti Korupsi” Sumatera Barat
6. Riset Politik
Salah satu bahan utama untuk pemenangan lainnya adalah Riset Politik. Menurut Johnson (2001), dalam sistem Pemilu yang demokratis, riset politik merupakan alat yang vital. Kandidat akan sulit memenangkan persaingan jika tidak mengetahui kekuatan dan kelemahan pesaing, perilaku pemilih, segmentasi pemilih, peta wilayah dan faktor lainnya. Kampanye dan propaganda menurut kandidat semata, akan menyebabkan berpalingnya pemilih ke kontestan lain karena, apa yang disampaikan tidak sesuai dengan aspirasi pemilih. Atau kalaupun kandidat mengetahui apa aspirasi pemilih, namun jika tidak mengetahui cara-cara yang tepat untuk penempatan substansi yang diinginkan, sangat mungkin akan menimbulkan mispersepsi atau pengaburan makna dari pesan yang disampaikan. Atau boleh jadi juga pesaing melakukan pendekatan dengan cara yang berbeda namun lebih efektif, bisa juga dengan cara yang sama pesaing dapat menggagalkan kemenangan kita karena mereka melakukannya dengan lebih baik.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi kemungkinan itu kontestan perlu melakukan riset untuk mengetahui kekuatan dan strategi pesaing. Beberapa kegunaan utama dari riset politik antara lain: pertama, untuk menyusun strategi dan taktik. Adman Nursal (2004) mengatakan Strategi kampanye politik tanpa riset bagaikan orang buta yang berjalan tanpa tongkat. Sebaliknya riset tanpa sumber daya strategis seperti desain strategi, orang, dana dan sumber daya lainnya ibarat orang lumpuh yang memahami jalan dan peta akan tetapi tidak memiliki kendaraan untuk menuju tempat yang diinginkannya.
Kedua, riset untuk memonitor hasil penerapan strategi. Implementasi sebuah strategi, akan menimbulkan respon dari pesaing. Reaksi para pemilih perlu diketahui untuk menerapkan strategi berikutnya. Riset monitor politik berorientasi pada tindakan dan reaksi terhadap kondisi saat ini. Jika hasil riset adalah begini, maka apa tindakan yang akan dilakukan.
Salah satu metode riset yang paling populer adalah dengan poling atau survei. Menurut Kavanagh sebagaimana dikutip Adman Nursal (2004) bahwa penyelenggaraan polling memberi input informasi yang relevan untuk membuat strategi marketing politik, diantaranya adalah : membangun citra, menyusun kebijakan, tracking atau memantau kelemahan dan kekuatannya dari waktu ke waktu dan menetapkan pemilih sasaran yang berdasarkan karakter tertentu yang menjadi targetnya
Begitu besar pengaruh strategi dalam pemenangan pemilihan umum, kontribusi dari kaki tangan calon akan sangat membantu dalam merealisasikan strategi tersebut. Strategi yang telah disusun hendaknya dilakukan jauh sebelum pemilihan itu dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk memasyarakatkan pasangan calon agar lebih dikenal oleh khalayak.
0 komentar:
Posting Komentar