Saya bukan ahli soal pemerintahan. Bukan seorang pakar politik. Apalagi seorang politikus. Tapi saya pernah membaca sekilas tentang teori politik. Dan ditambah dengan melihat banyak kasus korupsi, kolusi dan nepotisme yang tidak pernah henti malah semakin tua-tua keladi di negeri ini. MAKA
Marilah kita jujur-jujur saja. Lihat kenyataan.
Berhentilah berpikir positif. Tapi ganti dengan berpikir realistis.
Kesimpulan saya untuk sementara, dunia pemerintahan, yang ROH-nya adalah politik, adalah badan Negara penghisap darah rakyat.
Segala visi misi partai politik dan badan pemerintahan adalah iklan yang di balik layar adalah untuk topeng.
Segala bantuan dan sumbangan dari Partai Politik dan Badan Pemerintah adalah suntikan MORFIN PSIKOLOGIS untuk mengurangi tekanan dan tudinghan dari rakyat.
Dunia politik dan pemerintahan mirip dengan panggung sandiwara. Apa yang ditampilkan para pemain di atas pentas adalah semu. Pseudo realitas. Dibalik layar, mereka sibuk latihan acting, mengatur strategi bagaimana caranya agar sukses bermain cantik dan akhirnya bisa memukau penonton (rakyat).
Karena itu wajarlah banyak yang kecewa. Banyak yang menangis. Banyak yang meratap hingga ke langit ketujuh, setelah sadar bahwa ternyata mereka ditipu dan dibuldoser oleh mesin-mesin politik.
Dan media massa, umumnya adalah corong politik. Paling tidak mesin-mesin pembonceng untuk mengeruk keuntungan dari hiruk pikuk politik dan isu pemerintahan.
Dan para pendemo, LSM, oposan, adalah penantang politik dan pemerintah yang juga akan melakukan hal yang sama jika mereka berhasil mengkudeta kekuasaan.
MAKA ….
Akhirnya terciptalah jaringan hukum rimba berdasi.
Terbuktilah teori evolusi Darwin. Survival of the fittest
Terbuktilah mekanisme seleksi hukum alam.
Yang kuat menang dan yang lemah tersingkir.
Yang cerdik mengatur strategi, yang lugu menjadi korban makanan politik.
Kejam? Yah … itulah kenyataan.
Adakah jalan keluar?
Tentu saja ada. Yaitu MORAL.
Seribu lapis peraturan dan aturan main pun dibuat,
Tapi tanpa moral, segalanya tetap rapuh dan akhirnya ambruk.
Dan sejatinya itulah tujuan agama dibuat.
Untuk mengendalikan nafsu-nafsu jahat manusia.
Tapi sayangnya, agama justru sangat potensial dan sering dijadikan tumbal politik.
source : http://www.blogernas.co.cc/2011/01/pendapat-lancang-saya-tentang-politik.html
0 komentar:
Posting Komentar