"Di Bukit Pue itu lah diduga menyimpan tambang uranium untuk bahan nuklir".
Patok perbatasan Indo-Malay |
Camar Bulan, sebuah dusun kecil di ekor Pulau Kalimantan yang
terlupakan, tiba-tiba tenar. Gara-gara wacana pencaplokan wilayah RI.
Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat RI menyebut, sebagian Camar Bulan dan
Tanjung Datu diklaim Malaysia.
Isu yang awalnya berkutat di masalah patok, akhirnya bergeser ke masalah minimnya kesejahteraan warga negara Indonesia di tapal batas.
Menurut salah satu warga Camar Bulan, Irham Djamani, perhatian pemerintah sangat minim. Ada jurang kesenjangan yang lebar dengan wilayah lain di Indonesia. "Seperti ada pemisahan, kami seperti anak tiri," kata dia kepada VIVAnews.com.
Warga justru mengaku sangat tergantung dengan Malaysia. Mereka bekerja dan mencari nafkah di sana, televisi dan radio Malaysia mengudara. Warga bahkan bergantung pangan ke negeri sebelah.
Menurut Irham, ketergantungan itu seharusnya tak terjadi. "Sebab, daerah perbatasan memiliki potensi alam yang sangat banyak, baik perikanan di laut maupun potensi di daratan," kata dia.
Namun, dia menambahkan, itu tidak dikelola dengan baik. "Hanya dibiarkan begitu saja. Ya, hanya ada survei-survei. Tapi, buktinya nggak ada, hanya gitu-gitu aja," kata dia.
Irham menambahkan, sepengetahuan warga dan didukung hasil survei, Daerah Camar Bulan yang luasnya di atas 10 ribu hektare ternyata menyimpan berbagai potensi pertambangan bernilai tinggi. Termasuk uranium.
"Di Bukit Pue itu lah diduga menyimpan tambang uranium untuk bahan nuklir. Masyarakat pernah memanfaatkannya, tetapi hanya memakai alat tradisional," tambah dia.
Dikonfirmasi, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Barat, Agus Aman Sudibyo mengaku belum melakukan pengecekan di wilayah Camar Bulan. "Kami belum bisa mengecek ke sana. Jadi, kami belum tahu potensi pertambangan apa yang ada di Camar Bulan dan Tanjung Datu," kata dia kepada VIVAnews.com.
Isu yang awalnya berkutat di masalah patok, akhirnya bergeser ke masalah minimnya kesejahteraan warga negara Indonesia di tapal batas.
Menurut salah satu warga Camar Bulan, Irham Djamani, perhatian pemerintah sangat minim. Ada jurang kesenjangan yang lebar dengan wilayah lain di Indonesia. "Seperti ada pemisahan, kami seperti anak tiri," kata dia kepada VIVAnews.com.
Warga justru mengaku sangat tergantung dengan Malaysia. Mereka bekerja dan mencari nafkah di sana, televisi dan radio Malaysia mengudara. Warga bahkan bergantung pangan ke negeri sebelah.
Menurut Irham, ketergantungan itu seharusnya tak terjadi. "Sebab, daerah perbatasan memiliki potensi alam yang sangat banyak, baik perikanan di laut maupun potensi di daratan," kata dia.
Namun, dia menambahkan, itu tidak dikelola dengan baik. "Hanya dibiarkan begitu saja. Ya, hanya ada survei-survei. Tapi, buktinya nggak ada, hanya gitu-gitu aja," kata dia.
Irham menambahkan, sepengetahuan warga dan didukung hasil survei, Daerah Camar Bulan yang luasnya di atas 10 ribu hektare ternyata menyimpan berbagai potensi pertambangan bernilai tinggi. Termasuk uranium.
"Di Bukit Pue itu lah diduga menyimpan tambang uranium untuk bahan nuklir. Masyarakat pernah memanfaatkannya, tetapi hanya memakai alat tradisional," tambah dia.
Dikonfirmasi, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Barat, Agus Aman Sudibyo mengaku belum melakukan pengecekan di wilayah Camar Bulan. "Kami belum bisa mengecek ke sana. Jadi, kami belum tahu potensi pertambangan apa yang ada di Camar Bulan dan Tanjung Datu," kata dia kepada VIVAnews.com.
Berdasarkan penelusuran, Kalimantan Barat adalah 'gudangnya' uranium.
Telah ditemukan potensi uranium di Kalan, Kabupaten Melawi, Kalimantan
Barat. Cadangan terukur uranium di Kalan mencapai 900 ton, dengan kadar
10.000 ppm, yang siap ditambang. Potensi juga ada sejumlah titik, di
antaranya di Kabupaten Ketapang. (Laporan: Aceng Mukaram| Kalbar, art)
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar