Di film terbaru Jupe alias Julia Perez yang berjudul “Kutukan Arwah
Gancet” membahas perihal pengertian kejadian mistis dimana sepasang
manusia berlainan jenis yang tidak bisa lepas alat kelaminnya akibat
berhubungan badan diatas kuburan. Bagi sebagian orang mungkin sudah
familiar, tapi ternyata masih banyak juga yang baru pertama kali
mendengar istilah “Gancet” ini.
Ada yang mengartikan, gancet adalah kondisi dimana ketika Mr.P tidak bisa keluar dari Mrs.V saat berhubungan badan.
Dengan kata lain, Mr.P “terkunci” di dalam Mrs.V. Terdapat dua kaca
mata yang bisa dipakai untuk menelusuri hal ini. Masyarakat kebanyakan,
terlebih di daerah, biasanya lebih sering menggunakan kaca mata mitos,
bahkan mistis. Tapi kalau mau lebih bermain logika, dunia medis juga
punya penjelasan rinci.
Ini ilustrasi kisah mistisnya. Ada sebuah cerita seperti ini. Di
sebuah desa didapati dua pasang remaja tak bisa melepaskan kemaluannya
usai melakukan hubungan intim di sebuah komplek pemakaman. Dengan
menahan malu dan sakit, dua pasangan itu dibawa rumah sakit terdekat
untuk bisa dipisahkan.
Penduduk sekitar menganggap dua pasang remaja tadi telah mendapat
hukuman karena melakukan hal kotor di tempat yang dikramatkan. Mereka
yakin, makhluk halus penunggu lokasi tersebut marah, hingga akhirnya
memberi kutukan gancet pada mereka. Ini kalau dilihat dari sudut pandang
mistis.
Namun bagaimanakan penjelasan dari kacamata medisnya. Dalam dunia
kedokteran, gancet dikenal dengan Istilah vaginismus. Istilah ini masih
cukup asing di telinga masyarakat. Padahal, tidak sedikit wanita yang
menderita karena mengalami disfungsi seksual ini.
Paling sedikit ada dua alasan mengapa disfungsi seksual ini nyaris
tidak pernah disebut. Pertama, istilah ini memang sangat khusus untuk
suatu disfungsi seksual sehingga bahkan kalangan dokter pun ada yang tak
mengetahui soal gancet. Kedua, wanita yang mengalaminya enggan
mengungkapkan masalahnya.
Apa pengertian vaginismus?
Vaginismus ialah suatu disfungsi seksual pada wanita yang berupa kekejangan abnormal otot vagina sepertiga bagian luar dan sekitar vagina. Derajat kekejangan yang terjadi tidak sama pada setiap orang yang mengalami vaginismus.
Kekejangan abnormal yang terjadi pada vaginismus seakan-akan
merupakan suatu reaksi penolakan terhadap hubungan seksual, bahkan
terhadap setiap sentuhan pada kelamin. Reaksi penolakan tampak jelas
dari luar karena wanita dengan vaginismus cenderung merapatkan kedua
tungkainya bila terjadi sentuhan pada bagian kelamin. Diduga sekitar
2-3% wanita dewasa mengalami vaginismus.
Apa penyebabnya?
Vaginismus dapat disebabkan oleh faktor fisik ataupun psikis. Beberapa faktor fisik ialah:
• Gangguan selaput dara, termasuk sisanya yang tertarik kalau terjadi penetrasi penis.
• Infeksi yang menimbulkan luka di sekitar lubang vagina atau labia.
• Bekas robekan karena melahirkan yang tidak sembuh dengan baik.
• Infeksi yang menimbulkan luka di sekitar lubang vagina atau labia.
• Bekas robekan karena melahirkan yang tidak sembuh dengan baik.
Tetapi penyebab psikis lebih sering berperan untuk terjadinya vaginismus.Beberapa sebab psikis adalah:
• Latar belakang keluarga yang memandang seks sebagai sesuatu yang
kotor, dosa atau memalukan. Jadi wanita itu dibesarkan dengan anggapan
bahwa seks adalah sesuatu yang negatif.
• Pengalaman seksual yang traumatik, misalnya wanita yang mengalami
perkosaan baik pada masa anak-anak, remaja maupun dewasa. Kalau
pengalaman yang mengerikan itu terjadi setelah wanita menikah, dapat
juga terjadi
vaginismus sekunder.
vaginismus sekunder.
• Hubungan seksual yang selalu menimbulkan rasa nyeri karena sebab psikis. Disfungsi ereksi juga dapat menjadi penyebab.
• Rasa takut yang berlebihan akan terjadinya kehamilan.
• Rasa takut terkena penyakit kelamin.
Apa akibatnya?
Akibat kekejangan otot vagina sepertiga bagian luar, maka hubungan
seksual tidak dapat berlangsung. Bahkan penis terasa seperti membentur
sebuah penahan yang seolah-olah menutup bagian lubang vagina. Andaikata
penetrasi penis dapat dilakukan, itu pun tidak sempurna dan menimbulkan
rasa sakit yang hebat. Bila dipaksakan, tentu akan sangat menyiksa.
sumber : ruanghati.com
0 komentar:
Posting Komentar