Ketika persaingan dunia bisnis tidak
bisa dihindari maka manajemen perubahan menjadi sangat penting
diterapkan. Namun demikian dalam kenyataannya proses perubahan yang
terjadi tidak selalu mendapat respon positif. Resistensi dari dalam
berpeluang terjadi. Terutama dalam hal-hal kebijakan yang menyangkut
sisi efisiensi penggunaan tenaga kerja atau rasionalisasi. Termasuk yang
ada kiatannya dengan manajemen karir dan kompensasi.
Manajer perlu memahami mengapa organisasi
harus siap menghadapi perubahan: apakah yang bersifat inovatif maupun
strategis. Perubahan inovatif adalah perbaikan secara kontinyu di dalam
kerangka sumberdaya yang ada. Sementara perubahan strategis adalah
perubahan melakukan sesuatu yang baru. Berdasarkan derajat kedalaman
perubahan dan metodenya maka jenis perubahan yang bakal manajemen hadapi
meliputi perubahan rutin, darurat, mutu, radikal, dan kondisi makro.
Perubahan inovatif adalah suatu proses
yang dicirikan dengan adanya perbaikan apa yang sudah dilakukan.
Perbaikan-perbaikan ini menyangkut dalam praktek pekerjaan dan proses,
perubahan dalam rancangan, perakitan, distribusi produk atau perubahan
dalam manejemen material. Sementara itu perubahan strategik meliputi :
perubahan preferensi pelanggan, ukuran pasar, cara mendistribusi
komoditi, cara mempromosi komoditi, perubahan unsur pendukung dan biaya
tenaga kerja-operasional. Dalam pelaksanaannya, ada dua prosedur
perubahan: (a) Prosedur perubahan inovatif yang memungkinkan organisasi
memperbaiki efektifitas dengan mutu SDM yang terus dikembangkan; (b)
Prosedur perubahan strategik yang memungkinkan organisasi merubah apa
yang perusahaan lakukan dan cara melakukannya.
Agar resistensi dapat ditekan demi
tercapainya keberhasilan suatu program perubahan maka setiap orang harus
siap dan mampu merubah perilakunya. Hal ini sangat bergantung pada apa
yang mempengaruhi perilaku dan apa pula yang mendorong seseorang untuk
berubah. Beragam faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku:
pengetahuan, kepercayaan, ketrampilan, lingkungan dan tujuan perusahaan.
Untuk itu sosialisasi intensif dan penerapan pendekatan partisipasi
sangat dibutuhkan.
Semua elemen organisasi penting
dilibatkan sejak awal dalam merumuskan syarat-syarat agar perubahan
berhasil seperti adanya kerangka perubahan, batasan perubahan yang
diinginkan, target hasil, keterkaitan dengan tujuan perusahaan, komit
pada kepemimpinan, memahami implikasi perubahan, memilih metode yang
benar, melibatkan pemangku kepentingan, menggunakan strategi, dan
memantau dan mengendalikan proses.
sumber : http://ronawajah.wordpress.com/2011/08/12/strategi-perubahan-dan-resistensi-2/
sumber : http://ronawajah.wordpress.com/2011/08/12/strategi-perubahan-dan-resistensi-2/
0 komentar:
Posting Komentar