Saya pernah mendengarkan keluhan seorang kerabat
tentang sifat seorang saudaranya. Konon dia bertanya mengapa ada orang
(saudaranya) yang perilakunya selalu menyesali hidupnya. Ketika orang
itu masih kaya dia tidak pandai bersyukur. Sifat rakus, tamak dan kikir
serta tak pernah puas dengan apa yang sudah dimilikinya membuat dirinya
selalu berkeluh kesah. Ketika begitu dia berhasil mengatasi kesulitan,
tanpa bantuan orang lain, berubahlah sikapnya. Kemudian menjadi congkak,
sombong, berperilaku zalim kepada sesama saudaranya, dan bahkan berani
menentang perintahNya.
Seharusnya ketika ditimpa kesulitan,
dia langsung ingat kepada Allah dan selalu menyebut Asma-Nya. Bahkan
berjanji untuk menjadi orang yang baik. Tetapi anehnya ternyata tidak.
Dan orang lain selalu disalahkan sebagai unsur penyebab keterpurukan
hidupnya. Bahkan ekstremnya ingkar pada Allah. Dirinya merasa teraniaya.
Merasa diperlakukan tidak adil oleh Allah. Padahal sementara ini dia
bisa hidup karena pertolongan Allah. Pada saat dia tak punya uang
serupiah pun Allah memberi rezeki makan dan sekedar materi kepadanya
lewat orang lain.
Orang bahagia adalah orang pandai
dalam bersyukur. Selalu menyebut asmaNya, maha besar, atas apapun yang
dimiliki dan diterimanya. Karena semua kepemilikan itu sekedar titipan
saja dari Allah. Selalu tafakur akan kebesarannya. Orang pandai
bersyukur selalu berbagi rasa suka dan duka dengan orang lain. Tak
banyak menuntut apalagi murka pada Allah-sang pencipta. Tidak menyesali
hidup dengan apa adanya. Selalu sabar dan tawadhu. Tidak meminta
jabatan, kedudukan apalagi harta kepada orang lain. Ikhlas dan tidak
menyesali dengan apa yang dimilikinya. Walaupun dia termasuk golongan
miskin. Namun hal ini tak mudah dijalani bagi orang-orang yang tak
selalu pandai bersyukur padaNya.
Allah SWT mengingatkan : “Dan
orang-orang yang mendustakan ayat Kami, akan Kami lalaikan mereka dengan
kesenangan-kesenangan dari arah yang mereka tidak ketahuinya” (Al
A’raaf : 182). Orang seperti ini selalu dicoba Allah akan “kebahagiaan”
atas harta yang dimilikinya. Dalam bentuk apa?…ya itu selalu merasa
berkekurangan dan tidak ikhlas akan apa yang diberi Allah. Kenapa masih
juga tidak mau bersyukur….kufur nikmat? Padahal orang yang pandai
bersyukur insya Allah akan diberikan nikmat yang berlipat ganda. Aamiin.
sumber : http://ronawajah.wordpress.com/2011/09/28/sulitkah-bersyukur-2/
0 komentar:
Posting Komentar