Apakah negeri ini mempertanyakan darah siapa yang mengalir
dalam dirimu, dalam tubuhmu, dalam urat nadimu? Sedikitpun tidak. Negeri
ini hanya mempertanyakan apa yang mampu kau perbuat untuk membawa
kemakmuran dan kejayaan bagi bangsamu.
Bagi tanah yang tengah kau
injak, langit yang kau junjung yang di dalamamnya kau tengah mengais
rezeki. Yang akan berguna bagi orang di sekitarmu. Bagi masyarakat yang
lebih luas dari sekedar orang – orang di sekitarmu. Apakah penting
bila, darah yang mengalir dalam dirimu adalah darah orang hebat di
negeri ini sekalipun? Tidak. Karena yang hebat bukan dirimu. Yang hebat
adalah orang tuamu, kakek nenekmu, leluhurmu. Namun yang terjadi atau
kau lakukan justru hanya mempermalukan nama leluhurmu.
Bila yang engkau
lakukan hanya berandai - andai tanpa beranjak sedikitpun untuk
bergerak dan bergerak. Ya, bergerak meski hanya sedikit untuk turut
mengubah bangsa ini menjadi lebih baik. Negeri ini sama sekali tidak
membutuhkan tambahan nama leluhurmu dibelakang namamu. Terlebih bila
itu hanya buat rasa bangga yang semu buatmu. Engkau boleh bangga bahwa
darah yang mengalir dalam tubuhmu adalah darah seorang raja sekalipun.
Namun ingat, itu bukan jaminan bahwa dirimu akan sehebat leluhurmu.
Namun, ini bukan harga mati. Banyak kemungkinan yang bisa terjadi dan
kita bisa belajar dari semua itu. Satu hal yang juga perlu untuk
diingat, leluhur bukan hanya orang yang mengalirkan darah dalam
tubuhmu. Semua pendahulu adalah leluhur. Baik atau buruk leluhur adalah
bagaimana kita mampu memendam segala keburukan untuk tidak di ulangi
lagi dan memikul segala kebaikan atau jasa yang telah dilakukan. Ketika
mereka yang merasa keturunan orang besar di negeri ini berlomba – lomba
meraih posisi puncak yang sebenarnya bukan; berlomba – lomba
menempelkan atau mencantumkan nama besar leluhurnya di masa lalu;
seolah mereka adalah pewaris sah negeri ini namun sejatinya mereka
hanya orang yang mabuk. Merasa seolah mereka punya kapabilitas dan
kapasitas untuk mewarisi apa yang leluhur mereka telah capai. Itu tidak
salah, tetapi menjadi salah ketika anggapan – anggapan semu itu
dijadikan pengokoh untuk meraih kekuasan yang semu. Leluhur telah
mencondro bahwa negeri ini tidak akan diwariskan.
Negeri ini akan
dipimpin oleh mereka yang mengerti dan memahami. Mereka yang mengerti
dan memahami itu adalah anda. Anda yang memahami tentang arti sebuah
kepemimpinan. Mengerti dan memahami arti sebuah BANGSA. Negeri ini
butuh anda untuk mengembalikan identitas dan jati dirinya sebagai
sebuah bangsa.
Tawangmangu, Mei 2011
Oleh: Bimo Aji Sudarsono ( Balai Pengkajian dan Pelestarian Adat Kuansing )
2 komentar:
hoooaaammm...
tapi kenyataan'a beda skrg yah..
coba aja ayh ke kntor2 bsr skrg,,atw cntoh gmpang'a ajaa lh,,,
d'kmpus..
spya urusan cpt slsi,,pst yg d'tny,,
kamu ank spa?
huufffttt
nyari beasiswa aja kek gtu..
jd mnrt ama,,,
di indonesia skrg sdg trjadi wabah made in spa..
ckckckk
jika tdk ada embel2 pmbesar negeri ni,,jgn harap dpt kmudahan d'indonesia..
-_-"
betul bgt ma..
para aparatur pmrnth itu yg membuat negeri ini semakin kacau..
sllu sja ada kkn di setiap instansi di Indonesia ini..
saat nya kita generasi muda yg akan merubah bangsa ini..
ok ama ?
:)
Posting Komentar